Selasa, 11 Oktober 2016

Softskill - Digital Cinema

Produksi Film Indie Komersial “Aku Cinta Indonesia – Generation”
Berbasis Multimedia

Yunanto Happi Urbani, Bambang Eka Purnama

Program Studi Teknik Informatika, Universitas Surakarta

Dalam jurnal kali ini di jelaskan bahwa metode penelitian yang digunakan adalah Kepustakaan, Observasi, Wawancara, Perancangan dan Implementasi, Dokumentasi.Kemudian perumusan langkah produksi sinema terdiri dari proses Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi.

                Penelitian ini juga bertujuan untuk menghasilkan kualitas film yang bermutu, kreatif, variatif, dan inovatif, menghasilkan film indie yang menarik dan sebagai media informasi yang positif, dan menghasilkan suatu teknik penerapan ilmu sinematografi yang tepat dan terarah. Manfaatnya pun memberikan inspirasi dan refrensi dalam memproduksi sebuah film yang bermutu dan mengembangkan pengetahuan dalam dunia sinematografi.

                Proses produksi meliputi dari proses pengambilan gambar dan suara, hingga proses editing dan finishing video film, proses pengambilan gambar,langkah awal adalah membuat animasi logo dan title text sebagai pelengkap dari sebuah film. Pengerjaan logo, dibuat dengan menggunakan software grafis Corel Draw X5. Sedangkan perekaman suara secara dubbing indoor dalam studio. Proses dubbing berupa voice over yang dilakukan oleh pemeran yang diplot sesuai alur cerita. direkam menggunakan software Adobe Audition 2.0.
               
                Editing & Mixing adalah pemotongan masing-masing video, dihilangkan proses shooting yang gagal dari masing-masing kamera, kemudian digabungkan dalam video editing Sony Vegas Pro 11. Setelah semua file video selesai dipotong dan diberikan sentuhan efek animasi, kemudian digabungkan kembali dengan menggunakan Sony Vegas Pro 11.

Kesimpulan
  1.  Dalam sebuah produksi film indie, tidak pernah terlepas dari sistem multimedia dan aturan sinematografi, sebagai media pendukung utama dalam membuat film indie.
  2. Proses produksi film indie dibagi menjadi proses Pra Produksi, proses Produksi, dan proses Pasca Produksi. Sedangkan system multimedia yang digunakan adalah dengan penggunaan teknologi multimedia, dan aplikasi multimedia.
  3. Teknik Informatika telah membuktikan dapat memproduksi sebuah sinema atau film, dengan sistem multimedia di dalamnya.
  4. Penggunaan sistem multimedia dalam pembuatan film indie harus tepat guna sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas jenis genre film indie.
  5. Film indie yang dihasilkan dikemas dalam kepingan DVD, sebagai sarana media menikmati sebuah film.
Daftar Pustaka

Softskill - Digital Television

Teknologi Digital dan Dunia Penyiaran
Sri Hastjarjo

Dalam jurnal ini menjelaskan tentang perkembangan dan revolusi digital dan penyiaran.  Pembaruan dalam teknologi digital telah menyebabkan pengembangan dari media digital. media digital sebagai bentuk konten media yang menggabungkan dan mengintegrasikan berbagai format data menggunakan jaringan komputer sebagai yang sistem pengiriman utama. Empat faktor yang mempengaruhi perkembangan pesat dari media digital yaitu kemajuan teknologi, keinginan untuk berinovasi, untuk mengekspresikan semangat kreatif, dan untuk mengeksploitasi peluang bisnis baru. Industri media telah mulai mengeksplorasi kemungkinan menggunakan digital Media sebagai alternatif media tradisional.

Tiga faktor yang mendorong kecenderungan ini adalah penghematan biaya penyimpanan dan pengiriman media isi, nilai yang dapat ditambahkan ke konten, dan pos-tanggung mengubah ke sistem pengiriman konten yang lebih terfokus. Terbesar dampak dari teknologi digital untuk media penyiaran adalah demokratisasi media, dalam arti bahwa setiap orang yang memiliki akses ke teknologi maka bisa menjadi seorang seniman, produser, dan penyiar di waktu yang sama. Di sisi lain dari koin, tanpa regulasi yang jelas dan kode praktek, hasilnya akan menjadi anarki Media.

Terdapat banyak factor terjadinya revolusi , sebelumnya revolusi merupakan ditemukannya  dan dikembangkannya teknologi digital ataupun lainnya, dan teknologi digital adalah proses pengubahan bentuk informasi berupa teks, suara, dan gambar yang diencode kedalam kode yang berisi digit 0 dan 1 (biner). Dalam Feldman (1997) disebutkan bahwa ada 5 karakteristik informasi dalam bentuk digital yaitu: Manipulable, Networkable, Dense, Compressible, dan Imparatial .

Perkembangan Televisi (Siaran) Digital membuka peluang untuk meningkatkan kemampuan televisi sebagai sebuah media dengan cara menambahkan fasilitas/kemampuan yang saat ini dimiliki oleh Internet. Di samping perkembangan televisi digital yang masih pada tahap sangat awal di atas, terjadi pula eksporasi untuk mengembangkan teknologi streaming video yang lebih murah melalui internet. Diawali dengan perkembangan webcam dan piranti lunak untuk mengakses streaming video (seperti Real Player dan Windows Media Player) saat ini telah dimungkinkan untuk menikmati film on demand dan siaran langsung melalui Internet menggunakan komputer.

Dalam buku yang berjudul Netizens, Michael dan Ronda Hauben menyatakan bahwa salah satu impact terbesar dari perkembangan media online adalah berpindahnya kekuasaan dari perusahaan-perusahaan media ke tangan orang kebanyakan. Model distribusi informasi oleh elit media kepada massa tidak lagi menjadi satu-satunya model komunikasi.

Daftar Pustaka

Softskill - Digital Cinema

PEMBUATAN FILM ANIMASI PENDEK “DAHSYATNYA SEDEKAH” BERBASIS MULTIMEDIA MENGGUNAKAN TEKNIK 2D HYBRID ANIMATION DENGAN PEMANFAATAN GRAPHIC

Chabib Syafrudin (08018015), Wahyu Pujiyono (0504116601)
Program Studi Teknik Informatika
Universitas Ahmad Dahlan

Prof. Dr. Soepomo, S.H., Janturan, Umbulharjo, Yogyakarta 55164
Email: cibitwo.skillz@gmail.com

Dalam jurnal penelitian ini telah dibahas tentang proses pembuatan film animasi 2D berjudul ‘Dahsyatnya Sedekah’ dengan menggunakan teknik 2D Hybrid Animation yang memanfaatkan visualisasi grafis atau gambar didalam film animasi 2D ini telah dimasukkan banyaknya nilai-nilai edukasi yang menyenangkan bagi anak-anak. Nilai-nilai edukasi ini dapat dipergunakan bagi orang tua maupun guru untuk memberikan pembelajaran atau mengubah perilaku dan karakter pada anak.

Hasil uji telah membuktikan bahwa film animasi ini telah menarik banyak anak usia dari 2-8 tahun yang antusias untuk menyaksikan film animasi yang bertajuk edukasi yang menghibur maupun secara moral religious, hingga anak-anakpun meminta untuk memutar film ini kembali dan mempraktekan apa yang mereka tonton didalam film tersebut yaitu menyisihkan uang jajan untuk bersedekah agar dapat membantu meringankan beban penderitaan orang lain serta mendapat pahala dari Allah AWT.

Teknologi komputer yang memiliki fungsi sebagai alat penghibur dan pendidik, salah satunya adalah untuk membantu proses pemvisualisasian cerita melalui film animasi sedangkan film animasi adalah film dari pengolahan gambar diam menjadi gambar bergerak. Pada perkembangannya ada dua proses pembuatan film animasi yaitu secara konvensional (cell) dan digital.

Lalu jenis-jenis animasi dibagi lagi menjadi animasi 2D, animasi 3D , animasi tanah liat (Clay Animation), dan animasi jepang (Anime) sedangkan bentuk film animasi ada 5 yaitu, film spot (10 sampai 60 detik), film pocket cartoon (50 detik sampai dengan 2 menit), film setengah panjang (20 sampai 50 menit), dan film panjang (minimal sampai 50 menit), dan untuk proses pembuatan produksi filmnya mulai dari proses pembuatannya, pemilihan tema, synopsis, pengembangan karakter hingga hasilnya dikonversi ke dalam CD.

Daftar Pustaka
http://journal.uad.ac.id/index.php/JSTIF/article/download/2554/1583

Kamis, 06 Oktober 2016

Softskill - Digital Television

Model Bisnis Penyiaran Televisi Digital di Indonesia

Arif Wibawa, Subhan Afifi dan Agung Prabowo

Prodi Ilmu Komunikasi,FISIP UPN “Veteran” Yogyakarta, Jl. Babarsari No.2
HP: 08156873054 / e-mail: wibawaarif@yahoo.com

Dalam jurnal penelitian ini telah menggunakan pendekatan sosio-technical untuk mencermati perkembangan teknologi penyiaran. penelitian migrasi penyiaran televisi analog ke televisi digital telah membawa perubahan yang amat radikal dalam perindustrian penyiaran, pendekatan secara sosio-technical memandang dari sudut hubungan antara 3 subsistem yaitu subsistem teknologi (infrastruktur, pelayanan, aplikasi), subsistem social (pasar, pelanggan, industry), dan subsistem lingkungan berupa aturan. Dan dalam penelitian ini hasil yang didapat adalah model bisnis yang cocok untuk daya dukung ekonomi  sebagai sumber daya hidup stasiun televisi berpengaruh pada iklan.

Iklan merupakan salah satu roda penggerak perindustrian televisi. Semakin maraknya stasiun pertelevisian di Indonesia meyebabkan persaingan dalam mengambil keuntungan pada iklan hingga terdapat beberapa hal yang membuat industri televisi semakin mahal. Menurut identifikasi AGB Nielson dalam bulletin AGB Nielson Media Research pada Maret 2009 yaitu, penurunan rating, peningkatan jumlah stasiun televisi,harga iklan ,dan inflasi.

Penurunan rating rata-rata pada tahun 2007 menurun dari 13,8% menjadi 13,5% dan semakin turun menjadi 12,6% pada tahun 2008. Lalu pada januari dan februari  2009 menjadi 13,2% . dari angka-angkat tersebut menggambarkan jika televisi bukan lagi media utama pada saat ini, peningkatan jumlah stasiun televise pun menyebabkan sulitnya mendapat persen rating.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, penelitian telah merekomendasikan sebuah model bisnis yang memperhatikan aspek-aspek daya hidup stasiun televisi. Digitalisasi bukan berarti membuka kran selebar-lebarnya untuk tumbuhnya begitu banyak stasiun televisi memenuhi batas yang ada tapi tidak memberi kemanfaatan yang maksimal kepada masyarakat, bahkan kemudian mati atau bangkrut. Hal tersebut justru akan membuat masyarakat lebih kecewa karena sudah mengeluarkan biaya tambahan untuk dapat mengakses siaran TV digital.

Dalam memberikan ijin siaran bagi penyelenggara siaran di setiap wilayah layanan haruslah diperhitungkan daya dukung ekonomi di wilayah tersebut untuk mengatur sumber daya iklan yang mungkin apat diperoleh oleh stasiun televisi di daerah tersebut. Pemain lokal tentunya lebih diutamakan. Pemain besar sebaiknya dibatasi untuk dapat menjangkau banyak wilayah layanan.


Daftar Pustaka

Cara Mendapatkan Host Name Dengan Java

Untuk mendapatkan host name melalui Windows cara yaitu dengan pergi ke Control Panel > System and Security > System untuk mengetahui...